Sabtu, 25 Agustus 2012

Cerpen "Biarkan bintang itu menghilang"

“Biarkan bintang itu menghilang”


You,
Me,
We’re face to face
But we don’t see eye to eye

Like fire and rain
You can drive me insane
But I can’t stay mad at you for anything

We’re venus and mars
We’re like different stars
But you’re the harmony to every song I sing
And I wouldn’t change a thing
(Wouldn’t change a thing – Demi lovato & Joe Jonas)

                Bintang yang berhamburan di langit malam begitu indah.Bayangkan saja,bintang-bintang itu tidak ingin membuat orang-orang yang melihatnya kecewa.Maka dari itu,mereka harus bisa bertahan memancarkan sinar yang sangat terang untuk menghiasi gelapnya malam.Tetapi,mana mungkin bisa perasaan yang sudah sekian lama terang benderang tiba-tiba tertutup oleh suatu kejadian yang begitu luar biasa gelap??Apa ada jawaban dari teka-teki itu??
                Namaku Clara Arvellina.Aku menyukai bintang,bulan,dan segala ciptaan Tuhan yang sangat indah termasuk diriku ini.Aku dilahirkan di Bandung tepatnya bulan Januari awal tahun.Entah kenapa aku bisa lahir pada waktu itu.Sungguh itu adalah suatu kebanggaan tersendiri bagiku.Namun,dibalik rasa bangga itu ada suatu kejadian yang amat luar biasa buruknya hingga membuat segala sesuatunya berubah seketika tidak seperti yang aku kira.Akupun juga tidak bisa mengubah segala sesuatu yang telah terjadi semasa hidupku.
                “Clara?” , panggil Bunda yang sudah membuyarkan lamunanku yang indah itu.Padahal,akhir-akhir ini aku sudah berjanji untuk tidak mengingat-ingat tentang hari itu tapi masih saja aku lamunkan.
                “Ya,Bun? Ada apa?” , kataku sambil membalikkan setengah badan dan menengok ke arah Bunda yang terlihat gagah seperti lelaki.
                “Ayo makan.Makanannya sudah Bunda buatkan untukmu.Ayo!Nanti dingin makanannya.”, ucap Bunda sembari memegang pundakku agar aku mengikuti perintahnya.
                “Iya.Bunda turun saja duluan.Nanti aku menyusul”,ucapku.”Oke kalau begitu.Cepat ya,Nak”,ucap Bunda kemudian pergi .
                                                                                                ^___^

                Ketika aku makan malam,banyak yang Bunda dan Ayah katakan padaku.Bahkan sering bertanya tentang sekolah,teman,dan kapan aku punya pacar.Aku jadi mati kutu karena tidak bisa menjawab tentang pertanyaan yang terakhir.
                “Nak,kapan kamu bisa ajak pacar kamu untuk main dirumah,Sayang?”,tanya Ayah tiba-tiba disela-sela makanku.Dengan kaget,aku langsung tersedak dengan pertanyaan Ayah tersebut.
                “Ayah,jangan bertanya seperti itu dong.Aku jadi tersedak.Ayah,sih”,ucapku setelah minum air putih untuk meredakan tersedak itu.”Maafkan Ayah,Nak.hehehehe.Kamu jadi tersedak.Karena sekarang sudah tidak tersedak,kamu jawab pertanyaan Ayah.”
                “Hm,harus dijawab ya Yah?”,tanyaku ragu yang menandakan bahwa aku tidak yakin menjawab pertanyaan yang dilontarkan Ayah itu.
                “Harus dong.Ayah kan ingin tahu tentang segala sesuatu tentang kamu?”,jawab Ayah santai.Tetapi aku melihat Bunda seperti tidak suka Ayah bertanya seperti itu.
                “Jujur saja ya,Yah.Sebenarnya Clara sudah memiliki perasaan kepada seseorang,Tapi,sayangnya orang itu tidak tahu kalau Clara menyukai dia,Yah.Kalau sampai dia tahu,paling-paling dia juga tidak mungkin menyukai Clara,Yah.Dia punya selera yang tinggi,Yah.”
                “Oh,begitu.Ya sudah kita lanjutin besok saja ya.Bunda sudah menunggu piring kita,Nak.”,ucap Ayah.
                Dalam hatiku ini ada perasaan lega dan kecewapun juga ada.Tapi,untung saja.Ayah tidak bertanya hal-hal lain yang ada dalam pikiranku ini. Sudahlah,jangan terlalu dipikir tentang hal ini.Wajar kan kalau Ayah bertanya-tanya tentang orang lain yang berhubungan dengan anaknya??

                                                                                                ^___^

                Hari ini adalah hari pertama minggu pertama bulan kesembilan.Di semester yang ketiga ini,ada banyak hal yang ingin aku dapatkan dari para rektor dan dosen-dosen yang super duper killer.Yaitu,nilai sempurna.Aku tahu kalau di kelasku banyak sekali mahasiswa/i yang otaknya hampir sama dengan Einstein,Namun,mereka itu terkadang terlambat untuk mengumpulkan tugas.Ada juga yang sibuk dengan organisasi yang ada di lingkungan kampus.Pokoknya,pinter-pinter lelet deh!
Croottt....!!!
                “Hey,kau siapa sih?Lewat sembarangan tidak diliat dulu?!Basah nih bajuku.Huhh.!!”,ucapku sambil teriak dan menunjuk orang yang naik sepeda yang sedang menuju ke tempat parkir kampus sebelah utara.
                “Maaf ya.Aku gak sengaja tadi.Aku tidak tahu kalau ada kubangan air lumpur”,kata seseorang yang bertubuh tinggi dan berkulit sawo matang itu.Aku saja kaget tiba-tiba dia berlari-lari kecil menghampiriku.Sumpah,hatiku ini deg-degan!
                “Oke,tidak apa-apa.Tapi lain kali lihat-lihat dong!Jangan sembarangan lewat saja.”,kataku.Kulihat dia sedang mendengar apa yang aku katakan dengan saksama dan matanya itu benar-benar melihat kedua mataku.Ah,lupakan saja.Mungkin hanya aku yang terlalu pe-de.
                “Iya,Sekali lagi aku minta maaf.Perkenalkan,namaku Marvell Lindsey.Aku mahasiswa baru disini”,ucapnya sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman.Akhirnya,aku pun juga bersalaman dengannya.
                “Namaku Clara Arvellina.Panggil saja Clara”.”Oke”,katanya.
Aku meninggalkan tempat itu dan berjalan melewati koridor kampus yang sangat ramai oleh para mahasiswa/i yang sedang bersenda gurau.Tiba-tiba ...............
 Braakkkk ... !!!
                Kulihat seseorang yang tinggi dan berkulit sawo matang itu menabrak salah satu mahasiswa yang sedang membawa banyak tumpukan buku yang ia bawa dari Perpustakaan.Dan tidak salah lagi lelaki itu adalah Marvell.Lelaki yang barusan saja memperkenalkan diri kepadaku beberapa menit lalu.
                Aku hanya bisa berdiam dan memikirkan sesuatu yang aneh.Sepertinya,lelaki itu pembawa sial bagi mahasiswa/i di kampus tersebut?Pikirkan saja,dia sudah dua kali melakukan kesalahan yang rupanya tidak disengaja.Tetapi,itu suatu hal yang aneh bukan?

                                                                                                ^____^

                Malam ini adalah malam yang indah seperti bintang yang terang di atas langit yang gelap.Aku membaringkan tubuh diatas teras balkon dan mulai untuk memandang langit.Tanpa aku menyadari,tiba-tiba aku teringat oleh sosok lelaki yang aku temui pagi tadi.Aku saja bingung.Bagaimana bisa aku memikirkan seseorang yang baru saja aku kenal?Oh,Tuhan tolong aku untuk tidak mengingat kejadian tadi pagi.
                Tiba-tiba aku terkaget oleh getaran suara yang aku rasakan di saku celanaku.Aku bangkit untuk duduk bersandar di dinding yang menghadap ke arah luar balkon.”Nomor siapa ini?”,batinku dalam hati.”Atau jangan-jangan Marvell laki-laki itu tadi?”,kataku lagi dalam hati.
                “Halo?Selamat malam.Ini siapa dan ada yang bisa saya bantu?”,kataku kepada seseorang diluar sana yang tadinyan ingin berbicara kepadaku.
                “Selamat malam juga.Kau Clara?”,tanyanya.Aku sudah mengira bahwa yang berbicara adalah lelaki.Hal itu sudah terungkap ketika lelaki itu menjawab sapaanku.”Ya,ini Clara”,kataku kepada lelaki itu.Sumpah,aku penasaran dengan orang ini.Sepertinya aku pernah mengenal suara orang ini,tapi siapa??
                “Ini Marvell”,katanya.Yup benar!Ini Marvell.Seperti tebakanku awal.Tapi dari mana dia tahu nomorku ini?Aneh sekali?Sangat aneh.
                “Kau?Dari mana kau tahu nomorku?”,sentakku.Walaupun mungkin ini kasar,tapi mau bagaimana lagi?Aku paling tidak suka kalau ada orang yang tahu nomorku tanpa bertanya kepadaku terlebih dahulu.
                “Maaf.Bukannya aku lancang,Vell.Tapi aku sangat membutuhkan bantuanmu”,ucapnya setengah membentak.”Hah?Vell?Apa maksudnya?Namaku Clara bukan dipanggil Vell!!Kau mengerti tidak sih?”,kataku dengan amarah yang semakin lama semakin membara.Sungguh,aku kesal.
                “Terserah aku dong.Ingin memanggil namamu siapa.Namamu kan Clara Arvellina?Bisa dipanggil Clara atau Lina atau Velli atau Arvell atau Vellina?”,ucapnya melalui telepon dengan nada setengah membentak.Entah kenapa keadaan hatiku dan Marvell rasanya ingin marah.Aneh.
                “Iya juga sih.Terkadang aku tidak menyadari tentang hal itu”,ucapku dalam hati.”Oke,itu terserah kau saja!”,jawabku.”Tetapi kau tahu dari mana nomorku?”,tanyaku sekali lagi kepadanya.
                “Aku tidak sengaja melihat di daftar mahasiswa/i tentang biodatanya.Dan kebetulan ada namamu beserta nomor teleponmu.Jadi,aku minta maaf”,katanya.
Tiba-tiba saja aku terdiam.Sepertinya aku pernah mengalami hal yang sama.Tetapi tentang siapa ya?Aku mencoba mengingat-ingat sesuatu.
                “Vell?Kau masih disana?”,ucap Marvell dan tiba-tiba aku sadar bahwa aku tidak menjawab perkataannya.”Iya,maaf.Kalau begitu tidak apa-apa kok kalau memang kau membutuhkannya.Tapi,ada yang bisa aku bantu?”.
                “Ada.Aku perlu seseorang yang bisa membantuku untuk berkeliling kota.Karena aku orang lama jadi aku sudah lupa dengan jalanan kota yang lama tidak aku kunjungi.Bisakah?”,pintanya.
“Bisa,tapi besok aku ada kuliah sore.Bagaimana?”,kataku.”Aku akan menunggumu sampai kau selesai kuliah”,katanya.Aku heran dengan ucapannya itu.Bagaimana bisa dia ingin menungguku untuk bisa aku temani pergi berkeliling kota Bandung?
                “Oh,oke.Aku harus mengajakmu pergi kemana dan naik apa?”,tanyaku ragu.”Ajakku ke tempat hangout anak muda yang sering dikunjungi.Kita akan naik sepeda.Kau mau?”
“Oke.Sepeda??!?Sepeda apa?”,tanyaku dengan khawatir.Aku tidak mau kejadian beberapa waktu yang lalu tiba-tba bisa terjadi lagi.Oh,Tuhan tolong aku.
                “Jangan terlalu khawatir Vell.Aku akan menjawab pertanyaanmu itu besok.Sekarang sudah malam dan tidak boleh kalau perempuan tidur terlalu malam”,ucapnya panjang lebar dan seketika aku melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 22.00 WIB.
                “Oke,aku tahu”, jawabku. “Sudahlah jangan terlalu dipikir tentang hal itu.Aku akan menjawabnya besok.Selamat malam dan selamat mimpi yang indah.”, katanya dan kemudian tidak ada suara dibalik telepon itu.
                Sebenarnya aku bingung dengan ucapannya tadi.Dia seperti sudah dekat denganku.Padahal,baru tadi pagi aku mengenalnya.Itupun kalau aku kesemprot air lumpur.Jika tidak,paling aku tidak mengenalnya.Hm,Sudahlah.Jangan memikirkan dia lagi.Dia cuma teman biasa dan...jangan sampai aku menyukainya.Aku tidak begitu tahu tentang dirinya sepenuhnya.

                                                                                                ^___^

                Semalam,tiba-tiba aku memimpikan Marvell.Aneh.Seperti yang aku bicarakan dengannya semalam.Sungguh aku tidak menduga tentang mimpi itu.Sudahlah,mungkin ini karena masih permulaan.Pagi ini sungguh hari yang harus bisa diajak kompromi.Walaupun masih setengah mendung tapi aku hanya bisa berharap untuk tidak ada hujan yang turun.Semoga saja.
                Setelah berpamitan untuk pulang malam,aku berjalan menuju gerbang perumahan pinggir jalan raya untuk menunggu taksi lewat.Tapi tidak ada satupun yang lewat di jalan raya itu.Dengan rasa kecewa,aku berjalan menyusuri trotoar dan berhenti jika ada taksi lewat.
                Kringg..kringg..kringg..kringg..suara bel sepeda tiba-tiba muncul dari belakang badanku.Aku menoleh dan ternyata Marvell sedang naik sepeda dengan mendengarkan musik melalui walkman dan memakai baju kotak-kotak yang didalamnya terdapat kaos yang warnanya serasi dan enak untuk dipandang.Tak lupa,dengan celana panjang,bersepatu,dan membawa tas ransel.
                “Marvell?”,tanyaku dengan bingung.”Bagaimana bisa kau berada disini?”, tanyaku sekali lagi.
“Aku mau pergi ke kampus.Kau jalan kaki?”, jawabnya santai.
                “Ya,tadi aku menunggu taksi tapi tidak ada yang lewat.Makanya aku jalan kaki sambil melihat ada taksi lewat atau tidak”.
“Kau mau naik denganku?Kampus masih jauh.Aku yakin kau tidak akan kuat sebentar lagi”,tawarnya kepadaku.”Boleh?Kalau begitu ayo!”,kataku semangat.Untung-untung hemat uang taksi.
                Aku memegang pundaknya dan naik di panjatan kaki yang ada di sepeda itu.Rambutku yang sengaja aku biarkan terurai sudah terlihat terhembus angin.Kulihat juga dia yang menggayuh sepeda dengan sekuat mungkin.Ternyata,dia tidak seperti yang aku kira sebelumnya.Awalnya dia terlihat kaku dan culun.Tetapi ternyata dia orang yang baik dan begitu luwesnya.
                “Nanti kita berkeliling kota sambil naik sepeda ini,Vell.Tidak apa-apa kan?Aku takut kau tidak mau.”,tanyanya kepadaku.
                “Oke,tidak apa-apa.Siapa takut.Nanti kita bergantian ya.”, ucapku.”Oke”.
“Ayo cepat menggayuhnya!Kita nanti terlambat.”,ucapku dengan semangat.Dengan cepat Marvell menggayuh sepedanya itu dan kedua tangannya direntangkan.Aku kaget dan dengan erat memegang pundaknya itu.Kemudian dia kembali memegang sepedanya.Aku tidak menyangka aku sebahagia ini semenjak kejadian beberapa waktu lalu.

                                                                                                ^___^

                “Coba lihat ini,Vell.Lucu ya.Aku dikirim gambar ini lewat BBM.”,katanya sambil menunjukkan gambar kartun yang lucu yang dia tunjukkan lewat handphonenya itu.
“Ya,hahaha”,ucapku sambil tertawa.
                “Vell,maaf ya aku harus pergi sekarang.Aku mempunyai tanggungan sama dosen.Jadi nanti sore setelah kau pulang kuliah,aku tunggu disini.Bye”,katanya sembari membereskan handphone dan buku-bukunya kemudian pergi meninggalkanku.
                Aku dan Marvell bergurau dari datang ke kampus hingga waktu kuliah masuk.Aku merasakan sesuatu yang hangat ketika aku berada di dekatnya.Entah kenapa sejak pertemuan kemarin,aku merasakan sesuatu yang tidak asing bagiku.Tapi apa ya?Apa ada sesuatu yang aneh yang pernah aku tahu?
                “Hey,Ra”,panggil seseorang yang tinggi,putih,dan berambut panjang serta penyuka high heels ini.Namanya Rosell.Dia adalah teman sejak aku SMA hingga sekarang ini.Karena dia suka sekali dengan high heels,tidak salah bahwa dia adalah salah satu anggota club model yang terkenal di Bandung,Look Models.Dia juga memiliki banyak penggemar di dalam kampus maupun di luar kampus.
                “Halo juga,Ros.Kau dari mana saja?Baru datang?”,tanyaku ketika dia mulai duduk di sebelahku dan mulai bersandar di bangku taman yang bercat hijau tua itu.
                “Iya baru datang.Kalau kau?Sendirian saja?”,tanyanya balik.”Tidak,tadi sih ditemeni sama mahasiswa baru yang kemarin itu tuh terus dia tadi pergi ketemu dosen.Jadi,sekarang aku sendirian.”
                “Cie..cie..Sekarang sama cowok itu nih?”,sindirnya sambil menyenggol bahuku.”Tidak.Aku hanya berteman sama dia.”
                “Memangnya nama cowok itu siapa sih?”,tanya Rosell penasaran.”Marvell”,ucapku singkat,padat,dan jelas.
                “Wah,hampir sama seperti namamu dong?Arvellina.Hahahaha”
“Apa’an sih?Lagian juga kebetulan semua kok.Tidak ada yang disengaja.”,ucapku memaksa untuk meyakinkan Rosell.
                “Iya deh.Eh,aku masuk dulu ya.Bye!”,ucap Rosell kemudian pergi.

                                                                                                ^___^

                Setelah sekian lama aku menunggu Rosell dan Marvell yang sedang kuliah pagi,Marvell tiba-tiba datang sambil membawa sekaleng minuman ringan yang bermaksud memberikannya kepadaku.Aku melihatnya sedang tersenyum kepadaku dan mulai duduk di bangku yang aku tempati sejak aku mulai datang tadi pagi.
                “Vell,maaf ya sudah membuatmu menunggu.Dosennya ribet mengajarnya.”, ucapnya sambil menyodorkan sekaleng minuman ringan yang tadi di bawanya.
                “Tidak apa-apa.Santai saja.Selagi menunggumu,aku membaca satu buku habis.”,jawabku.”
“Hm,kakimu kenapa ini?Kok seperti habis kecelakaan?”,tanya Marvell.
                “Hm,anu.Cuma kecelakaan ringan kok.”, jawabku berbohong.”Ah,tidak mungkin kalau ini kecelakaan ringan.Kau jujur saja dan tidak perlu berbohong kepadaku.”
                “Bener,deh.”, jawabku singkat.”Oke,kalau begitu.Oh ya,hal-hal apa yang paling kau benci seumur hidupmu hingga sekarang?”,tanyanya.
Pertanyaan itu tiba-tiba membuatku melemas dan ingin pingsan rasanya.Kenapa dia bertanya seperti itu dan ingin tahu?Dia adalah orang yang aneh dan misterius.Apa yang dia bicarakan itu selalu bersangkut paut dengan hal-hal yang sudah lama ingin kulupakan?
                “Hm,bagaimana ya?Sepertinya aku harus jujur kepadamu supaya kau tahu.”, jawabku.
“Apa itu?”, tanyanya.
                “Sebenarnya aku memiliki seorang kakak laki-laki angkat yang berasal dari ayahku sejak aku kecil.Aku sayang sekali dengan kakakku itu dan begitu sebaliknya.Ketika dewasa,kakakku sangat menyukai melihat motor balap hingga dibelikan oleh Ayah sebuah motor balap.Saat itu,kakakku menjadi anggota club motor balap legal.Kakakku sering mengikuti kejuaraan lomba balap motor hingga Nasional.Saking cintanya,kakakku pernah mengajakku berkeliling kota menggunakan motor yang dibelikan oleh Ayah.Ketika di jalan,tiba-tiba ada sekelompok gank motor ilegal yang sedang mengelilingi jalan.Akhirnya,kakakku mengajak mereka untuk balap bersama pasangannya.Dan aku setuju untuk menjadi pasangan kakakku.Tetapi ketika sedang berlomba,tiba-tiba motor itu oleng dan jatuh pas di depan truk yang sedang berhenti.Aku hanya jatuh dan pingsan serta luka parah yang sedikit.Sedangkan kakakku menatap truk dan meninggal di tempat.Dari kejadian itu,aku paling benci dengan orang yang menyukai balap.Sungguh trauma”,kataku panjang lebar hingga membuat Marvell seperti bosan dan raut wajahya aneh saat mendengarkan ceritaku.
                “Oh,begitu.Oh ya,bukannya kau setelah ini masuk kelas?Kalau begitu kau bersiap-siap saja dan belajar yang rajin ya?”, katanya sambil menggoyangkan rambutku dan kemudian pergi tanpa pamit.
                Sikapnya yang aneh dan misterius itu membuatku semakin penasaran dengan semua yang dia tanyakan,dia lontarkan,maupun yang dia berikan melalui perhatiannya.Aku tahu aku baru mengenalnya.Tetapi di satu sisi aku  juga terkadang memikirkannya.Memikirkan kehidupan di balik kehidupannya yang sekarang.

                                                                                                ^___^

                Sore setelah aku kuliah,aku menepati janjiku untuk bisa menemani Marvell untuk pergi berkeliling kota.Sebenarnya aku masih mengingat kejadian waktu itu bersama kakakku.Tetapi sore ini perasaanku sudah mulai tenang semenjak kedatangan Marvell.Ya walaupun masih satu hari,tetapi bila hari itu tidak dimanfaatkan,pasti akan ada penyesalan dibelakang.
                Aku mengajak Marvell ke Paris Van Java,pinggiran kota Bandung,lewat depan Gedung Sate,bahkan pinggir jalan yang banyak menjual baju dan makanan.Marvell mentraktirku makan bahkan membeli baju yang belum pernah aku beli.
                Aku melewati kehidupan di semester ketiga ini dengan penuh kebahagiaan.Aku bisa menemukan seseorang yang aneh tetapi menyenangkan.Namun,masih ada teka-teki yang masih belum bisa terjawab tentang bagaimana aku bisa melupakan segala sesuatu yang pernah terjadi dalam hidupku yang berusaha menutupi sinar terang seperti bintang.
                Marvell,yang baru aku kenal ketika dia tak sengaja lewat dan melewati kubangan air dan tersemprot dibajuku,ternyata adalah orang yang menyenangkan dan selalu stay cool terhadap setiap persoalan yang sedang melanda hidupnya.
                “Vell,pulang yuk.Sepertinya akan ada hujan deras.”,ucapku ketika aku dan Marvell duduk bersandar di bangku taman tengah kota dengan menikmati udara yang menusuk kulit.”Ayo!Sepertinya sudah gerimis.Ayo cepat”, ucapnya sambil bergegas membereskan barang-barang yang tergeletak di bangku taman.
                Untuk bisa kembali ke rumah,aku dan Marvell perlu banyak waktu untuk bisa cepat tiba di rumah.Tapi bagaimana bisa jika hujan turun sangat lebat sedangkan aku hanya memakai kaos yang berlengan pendek?Marvell memberhentikan sepedanya di halte dan akupun turun dan menepi.Begitu pula Marvell.Diapun ikut menepi dan menunggu hujan reda.
                Kedua tanganku memegang lenganku yang sudah mulai dingin karena air hujan.Untung saja tas ku hanya berisi binder dan sebuah bolpoin kesayanganku.Sedangkan buku-buku yang sudah kukembalikan.Marvell melepas jaket tebalnya yang setengah basah dan memakaikannya ke tubuhku.
                “Kau pakai saja dulu jaketku ini.Lain kali,kalau pergi kemana-mana harus bersiap membawa jaket supaya kalau dingin sudah mengantisipasi.”, ucapnya dengan nada sedikit gemas.
                “Iya,terima kasih”,ucapku singkat dan puas.Hari semakin malam sedangkan hujan masih saja mengguyur kota Bandung.Ayah dan Bunda pasti khawatir dengan keadaanku.Tapi harus bagaimana lagi?Perkiraanku tadi pagi ternyata salah dan yang ada malah kebalikannya.Sungguh!Suatu kejadian itu biasanya tidak terduga dan tiba-tiba menghampiri dan terjadi.Dan itu pasti tidak lepas dari rencana Tuhan.
                “Vell,maaf ya aku terlalu lama mengajakmu berkeliling kota sampai malam seperti ini.”,ucapku kepada Marvell yang tadinya dia hanya berdiam diri menunggu hujan mereda.
                “Tidak apa-apa.Bagaimana kalau kita pergi sekarang?Sudah tidak terlalu deras kok.”, tawarnya kepadaku sembari berdiri dan memegang pinggulnya yang pasti sudah pegal-pegal karena sekian lama duduk berjongkok.
                “Ayo!Daripada nanti kemalaman.Aku yang memboncengmu ya.”, pintaku sembari berjalan menuju sepeda yang akan kunaiki.
                “Boleh saja”.

                                                                                                ^___^

                Aku menggayuh sepeda yang dimiliki Marvell.Sepertinya lumayan berat membonceng Marvell.Tetapi,tak apalah.Aku menyusuri jalan raya yang penuh dengan lampu-lampu kota yang menyala terang dan kendaraan yang melintas dengan suara bising mesinnya.Walaupun hujan,masih ada saja orang yang keluar untuk menikmati indahnya kota.
                “Vell,stop sebentar dong.Disana ada apa ramai-ramai?”, tanya sambil menunjuk kerumunan orang yang rupanya sedang melihat balap motor ilegal di salah satu ujung jalan.
                “Hah?I..I..Itu..anu..hm,balap motor liar kalau tidak salah.Ada apa?”, jawabku gugup.
“Kita kesana yuk?”, ajaknya.”Tidak,aku tidak mau!”, tolakku mentah-mentah.Aku hanya tidak ingin melihat kejadian itu terjadi lagi walaupun terjadi dengan orang lain.Tidak!
                “Kenapa?”, tanya Marvell.”Kau lupa tadi sore aku bercerita apa?”
“Oops,maaf,Vell.Ya sudah kita lanjut saja.”, ucapnya.
                Aku meneruskan perjalanan untuk menuju rumahku.Di dalam pikiranku ini sudah terbayang-bayang bagaimana tadinya jika aku menuruti perintah dan kemauan Marvell untuk melihat balapan motor itu.Pasti kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu akan terngiang-ngiang lagi dipikiranku.

                                                                                                ^___^
                Aku memberhentikan sepeda itu di depan gerbang yang bermodel klasik dengan warna yang terlihat kalem dan menunjukkan betapa kokohnya gerbang itu.Dengan wajah yang sedikit lesu dan pucat,aku mengucapkan terima kasih karena sudah mentraktirku dengan membeli makanan dan baju.Diapun juga berterima kasih karena aku sudah menemaninya berkeliling kota hingga malam.
                Aku berjalan melewati beberapa petak rumah yang terlihat mewah dan besar.Aku melihat banyak jendela di rumah tersebut sudah mati dan gelap gulita.Yang ada hanya lampu-lampu taman yang bercahaya redup yang menerangi rumah itu.
                Aku membuka pagar yang tinggi yang bercat hitam dan sedikit lempengan kayu tua yang menempel di pagar itu.Aku melihat pula lampu taman yang sama yang aku temui di rumah-rumah sebelumnya.Tetapi tiba-tiba aku merasakan meriang dan sedikit pusing setelah aku melihat cahaya lampu itu.Dan akhirnya aku merebahkan diri di tanah yang sedikit landai.
               
                                                                                                ^___^

                Aku membuka mata dan melihat langit-langit yang bercat merah muda dan dinding yang bercat ungu muda.Di ruang ada banyak rak lemari dan meja komputer yang didesain sederhana namun agak sedikit berantakan dengan buku-buku yang tercecer.Selain itu,aku masih merasakan pusing yang berkelanjutan seperti tadi malam saat aku membuka pintu pagar.
                “Nak,kau sudah sadar?Ayo bangun dan minum obat serta sarapan.”, ucap Bunda dengan membawakan segelas air putih,sepiring nasi goreng,dan obat.
                “Bunda?Aku kenapa?Apa yang terjadi?Apa aku ditabrak oleh seseorang?” , tanyaku .
“Tidak,tadi malam kau pingsan di depan pintu pagar dan Ayah yang melihatmu sudah tergeletak di tanah.Lalu,badanmu panas dan meriang.Kau kehujanan?”
                “Iya,Bun.Bunda,jaket yang kupakai tadi malam ada dimana?Aku harus mengembalikannya”, kataku merengek.
                “Nak,badanmu masih panas.Jadi,lain kali saja dikembalikan setelah kau sembuh,Sayang”,usul Bunda.
                “Tapi bagaimana kalau yang punya mencari?”,tanyaku dengan gelisah dan berharap Marvell lupa jika jaketnya ada padaku.
                “Sudahlah,jangan terlalu cemas.Sekarang minum saja obatmu ini”, kata Bunda sambil menyodorkan obat dan segelas air minum yang Bunda bawa tadi.
                Setelah meminum obat,aku meneruskan istirahatku dengan tidur.Rasanya badan seperti tidak kuat lagi untuk bangun.Sementara itu,kepala hanya bisa pusing tanpa berhenti.

                                                                                                ^___^
                Aku terbangun dari tidurku.Dan aku melihat ada dua orang.Laki-laki dan perempuan yang sedang membelakangiku.Sepertinya,aku tidak begitu asing dengan mereka.Aku berusaha untuk bangun hingga selimut yang kupakai menggerakkan tubuh mereka.
                “Vell,kau sudah bangun?” , tanya Marvel dan mencoba mendekati.”Kau kenapa bisa ada disini?” , jawabku.Dan kulihat Rosell menghampiriku dengan membawa beberapa jenis buah yang dibungkus rapi.
               “Rosell yang membawaku kesini.Maafkan aku bila aku yang sudah membuatmu sakit gara-gara kehujanan kemarin”, katanya sambil meminta maaf.”Ya,tidak apa-apa.Oh ya,jaketmu masih di cuci dan akan kukembalikan besok jika aku sudah sembuh.”
                ”Ok..”,ucap Marvell singkat.
                                                                                                ^___^

                Sudah sekian lama aku bermain dan menghabiskan waktu bersama dengan Marvell setelah aku sakit.Ketika liburan,terkadang dia mengajakku berlibur di tempat wisata.Selain itu,dia sering mengajakku makan malam dan jalan-jalan di tepi pantai.
                Namun,akhir-akhir ini aku heran dengannya.Setiap malam,dia tidak bisa dihubungi bahkan ketika dirumahnya,orang tuanya berkata bahwa Marvell pergi keluar bersama teman-temannya.Kadang aku berpikir bahwa orang tuanya berbohong padaku.Dan aku yakin bahwa ada sesuatu yang ditutupi dari orang tua Marvell.
                Aku menatap langit yang hitam dan gelap.Tidak ada bintang disana.Yang terlihat hanya hamparan luas langit yang hitam gelap namun indah.Disisi lain,ada sesuatu aneh yang aku rasakan saat ini setelah kejadian beberapa waktu lalu yang dialami kakak angkatku.Sepertinya aku menyukai Marvell.Lelaki yang aku temui saat dia tak sengaja menyemprotku.Namun,apa dia merasakan hal yang sama?Bila tidak,mengapa akhir-akhir ini dia selalu membuatku tersenyum?Bila ya,mengapa dia tidak mengubungiku saat malam seperti ini?
                Kemana dia sekarang?Apa yang dilakukannya sekarang?Semakin hari,perasaan ini begitu kuat dan tidak bisa untuk dilepaskan.Aku menyayangimu Marvell.Tetapi aku takut kehilanganmu seperti aku kehilangan kakak angkatku.Aku tidak bisa mengubah perasaan ini.Bila aku bisa mengubah perasaan ini,aku tidak akan mengubahnya.

                                                                                                ^___^

                “Claraa,stop!”, jerit Rosell dari arah belakang.Aku membalikkan badan dan kulihat dia berlari-lari dengan memakai high heels yang tingginya kira-kira 10 cm.
                Hey,girl.What happened with you?”,jawabku agak kebarat-baratan.
“Maaf,sebenarnya aku tidak apa-apa.Tapi,aku ingin kau membantuku malam nanti.Please.”, kata Rosell manja.
                “Hm,kemana memangnya?”, tanyaku .
“Ke tempat balapan motor.Aku mau menemui seseorang disana.Ya?”,jawabnya.”Tidak,aku tidak mau.Kau sendiri saja,ya?”, tolakku mentah-mentah.Aku tidak ingin mengingat-ingat itu lagi.
                “Kenapa?Aku tahu kau trauma.Tapi kali ini saja.Kalau memang orang yang aku temui jelek,aku tidak akan mengajakmu kesana lagi.Ayo dong?”
                Benar kata Rosell.Aku memang trauma jika mengingat-ingat kejadian itu.Tapi bila aku terus menerus trauma sampai kapan aku bisa melupakan kejadian itu?Aku memang harus bisa berpikir.              “Oke.Kali ini saja.Tapi awas saja bila ada kejadian seperti yang dialami kakakku.” , ancamku.
“Iya.Thanks a lot,honey..”, kata Rosell sambil mencium pipiku dengan tiba-tiba kemudian berlari.            

                                                                                ^___^

                Tiba-tiba saja handphone berbunyi salah satu lagu kesukaanku.Dan kulihat layar handphone,Marvell menelepon.Dengan cepat aku menjawabnya.
                “Halo?”, ucapku.
“Halo juga,Arvell.Apa kabar?Maaf aku lama tidak meneleponmu.Aku terlalu sibuk dengan tugas dan aktifitasku di luar kampus sampai-sampai tidak sempat menghubungimu.”
                “Baik.Tidak apa-apa.Aku mengerti.Namun,kenapa setiap malam kau tidak ada dirumah?Kau pergi kemana?”,tanyaku.
                “Hm,a..a..aku pergi keluar untuk melakukan banyak percobaan.Kau tahu itu?”, jawabnya dengan lagak bingung.
                “Oke.Malam ini kau ada acara?” , tanyaku.
“Ada,Vell.Maaf ya.Aku terlalu sibuk minggu ini.Kenapa?”, tanyanya balik.
                “Tidak apa-apa.Aku hanya bertanya saja.Lagian,malam ini aku diajak Rosell pergi entah kemana.” , jawabku.”Oh,ya?Hm,kalau begitu kau persiapan saja.Nanti malam aku janji akan telepon kau lagi.Tunggu saja.”
                “Janji ya?Oke deh.Have fun ya..”, kataku.
“Iya.”, jawabnya singkat dan memastikan dia tidak akan menepati janjinya.

                                                                                                ^___^

                Aku bersiap-siap untuk menunggu jemputan dari Rosell.Dengan pakaian yang casual,aku hanya memakai kaos warna abu-abu,jaket hitam,celana jean’s panjang dan sepatu ket putih kesayanganku.
                Aku hanya bisa berdoa supaya tidak ada kejadian yang sama halnya dengan yang dialami kakakku.Semoga saja.
                Kudengar klakson mobil Rosell berbunyi.Dengan segera aku berlari keluar rumah dan masuk kedalm mobil Rosell.
                “Hey,Ra.Kau santai malam ini.Kau sudah siap?” , tanya Rosell yang kulihat dia memakai pakaian yang hampir sama denganku.Hanya saja dia memakai high heels-nya.
                “Kau juga,Ros.Siap.Come on!” , ucapku .
Seiring mobil melaju,aku melihat gubuk mewah yang tinggi di pinggir jalan dan menatap lampu-lampu hias yang ada di tengah kota.Kulihat,banyak orang yang keluar malam bersama pasangan atau keluarganya.Sedangkan aku?Aku hanya keluar dengan teman perempuan tanpa ada teman laki-laki.

                                                                                                ^___^

                Aku melihat banyak orang yang berkerumun di salah satu sudut jalan.Dan kulihat juga,banyak seseorang yang sudah siap memakai helm dengan memulai menaiki sepeda besarnya.Rosell menepikan mobilnya.Aku dan Rosell turun dan berkumpul di tempat yang sudah banyak pendukung dari pembalapnya.
                Aku melihat satu per satu pembalap yang siap berlomba.Dan ada satu laki-laki yang sepertinya aku tidak asing dengan tubuhnya.Tapi siapa?Aku terus melihatinya.
Aku melihat salah seorang perempuan yang berpakaian sexy mengangkat bendera dan pertandinganpun dimulai.
                Lelaki yang aku tatap tadi melajukan sepedanya dengan cepat.Sepertinya dia adalah pembalap pintar.Aku masih memikirkan lelaki itu.Kira-kira siapa ya?Apa aku pernah melihatnya?Atau bahkan mengenalnya?Pertanyaan itu masih aku pikirkan....
                Beberapa menit kemudian,pertandingan itu selesai dan dimenangkan oleh seseorang yang tidak aku kenal namun lelaki yang sepertinya pernah aku temui.Ketika orang-orang banyak yang bersorak,mereka menyebut nama Lindsey.Aku terkaget dan berusaha untuk mengingat-ingat nama itu.Aku ingat ketika Marvell memperkenalkan dirinya dengan nama Marvell Lindsey.Apa benar itu Marvell?
                Kulihat dia yang memenangkan pertandingan itu mengacungkan piala kemenangan dan ternyata memang benar dia Marvell.Aku melihatnya dan menahan air mata kecewa.Dia tiba-tiba melihatku dan aku berlari dan mengeluarkan air mataku.Aku mendengar suara langkah sepatu yang mengejarku.
                “Arvell,tunggu.” , panggilnya dari arah belakang.”Dengar penjelasanku dulu,Vell.”, ucapnya sekali lagi.
               “Penjelasan apa lagi,Vell?Sudah jelas kau menyembunyikan ini semua dari aku.Aku kecewa,Vell.Sungguh kecewa.”, ucapku dan mencoba berlari lagi dan tanganku tiba-tiba ditangkap oleh seseorang dan aku yakin itu Marvell.
                “Jika kau tidak suka dan membenciku,silahkan.Tapi ada satu hal yang perlu kau tahu.Aku melakukan ini semua karena aku tidak ingin kau terpuruk dengan masa lalumu itu.Sebenarnya aku ingin mengatakannya ini padamu.Tapi bukan saat ini.Sayangnya,kau sudah mengetahuinya lebih awal.Maafkan aku bila aku mengecewakanmu.”, ucapnya.Kata-kata yang diucapkan oleh Marvell itu benar-benar membuatku semakin tak bisa menahan tangisan.
                “Lepaskan aku.” , ucapku dan melepaskan tanganku yang dipegang oleh Marvell.Aku berlari di sepanjang trotoar jalan raya dengan menangis.Memang,kejadian yang dialami kakakku tidak terjadi lagi.Namun,ini lebih dari kejadian itu.Aku kecewa dengan.Sungguh kecewa.Apa yang harus aku lakukan?
                Aku memberhentikan langkahku di sebuah taman.Aku duduk dan terus mengeluarkan air mata.Aku tahu bahwa aku sangat menyayangi Marvell,tapi kali ini aku diperhadapkan dengan dua pilihan.Aku harus membencinya atau tetap menyayanginya.Aku tidak tahu harus berbuat apa.Atau aku menerima kenyataan ini?

                                                                                                ^___^

                Sudah beberapa hari aku tidak memedulikan Marvel.Namun,tidak untuk hari ini.Aku menyusuri lorong kampus dengan mata sembab.Rasanya aku ingin dirumah dan beristirahat serta mencoba melupakan kejadian tadi malam.Sayangnya,aku sudah terlanjur masuk kuliah.Jadi mau tidak mau harus bisa tegar dan mencoba bisa memberi senyuman.Tapi sepertinya aku tidak bisa.
                “Arvell..”, panggil seseorang dari depan.Aku mendongak dan kulihat Marvell sudah berdiri di depan mata.Dia melihatku dengan tatapan aneh dan misterius.Seperti pertama kali aku melihatnya dan saat dia bertanding balap motor tadi malam.
                Aku tetap diam dan tidak memedulikan apa yang dia bicarakan.
“Oke.Aku tahu.” , ucapnya dan kemudian dia pergi.”Tunggu”, kataku.
                “Apa lagi”Bukankah kau tidak memedulikan aku saat aku bicara padamu barusan?”, jawabnya.Memang benar apa yang dikatakan Marvell.Aku tidak memedulikan dia saat dia bicara.
                “Bukan itu maksudku.Tapi....”, jawabku singkat.”Tapi apa?”, katanya.
“Sebenarnya kau ini siapa?Jujurlah padaku dan ceritakan semuanya padaku sekarang juga.Dan apa maksudmu mendekatiku seperti itu?”, tanyaku.
                “Aku?Sebenarnya...”, jawabnya.
“Sebenarnya siapa kau?”, kataku.”Aku akan mengatakannya nanti.Aku belum siap untuk mengatakannya sekarang.” , jawabnya .
                “Oke.Aku tunggu nanti siang di tempat seperti biasa.”, kataku dan kemudian pergi.
                Aku meninggalkan Marvell dan pergi menuju kelas.Kulihat Rosell sedang sendiri dan akupun menghampirinya.
“Ros,maafkan aku beberapa hari yang lalu.Aku meninggalkanmu.”, kataku.
                “Ya,tidak apa-apa.Kau tidak apa-apa kan dengan Marvell?Aku dengar kalian bertengkar.” , ucap Rosell.”Tidak.Hanya masalah kecil saja.”, ucapku.
                “Tidak.Aku tidak yakin.Sebenarnya aku sudah mengetahuinya tadi malam.Aku yakin,kau tidak akan bisa membencinya karena kau mencintainya kan?”
                “Lupakan itu.” , kataku kemudian duduk di bangku paling belakang.”Huhh”

                                                                                                ^___^

                Aku berlarian untuk menuju taman.Tapi aku tidak melihat seseorang sekalipun apalagi Marvell.Aku mencari bangku taman dimana seperti biasanya aku dan Marvell berdua bersama.Tetapi tetap saja tidak ada orang disana.Namun,aku melihat sepucuk surat yang diletakkan diatas bangku taman.Aku duduk dan bersandar di bangku tersebut dan mulai membacanya.

                Dear : Clara ARVELLina

      Maafkan aku,aku telah mengecewakkanmu sejak pertama kali aku bertemu denganmu secara tidak sengaja.Aku tahu kau pasti berpikir aku adalah orang yang aneh dan misterius.Aku tidak bisa mengatakan ini padamu secara langsung.Yang bisa aku katakan sekarang ini adalah saat aku tinggal Singapura aku adalah pembalap muda.Dan ketika aku tinggal di Indonesia,aku tidak bisa membawa sepeda balapku.Maka dari itu,aku memakai sepeda untuk kuliah.
      Aku juga punya mempunyai masa lalu yang hampir sama sepertimu.Aku pindah di Indonesia untuk mencoba bisa melupakan semuanya.Maafkan aku bila aku benar-benar menyakitimu hatimu saat ini.
Aku menyukaimu sejak aku pertama melihatmu.Kau adalah perempuan berbeda yang tidak seperti orang lain.Aku nyaman bila didekatmu.Aku berharap kau juga memiliki perasaan yang sama.
I Love You eventhough You hate me more.

                                                                                With Love ,
                                                                        mARVELL Lindsey

                “Aku tak bisa membencimu,Marvell.Karena aku mencintaimu.Aku sekarang tahu bahwa kau juga mencintaiku.Tapi aku tidak bisa mengatakan sekarang bahwa aku juga mencintaimu.Maafkan aku.” , kataku dengan suara pelan dan air mataku terjatuh di kertas itu.

                                                                                                ^___^

                Malam ini,aku pergi ke tempat dimana aku bertemu dengan Marvell saat balap motor.Dengan kulit yang merinding serta jantung yang berdebar kencang,aku memberanikan diri ke tempat itu.Sepertinya malam ini Marvell bertanding dengan pembalap dari luar negeri.Aku tahu ini adalah tempat ilegal.Tetapi masih saja ada orang yang menyukai tempat ini.
                Aku berdiri di barisan paling depan.Aku melihat semua pembalap sudah bersiap-siap termasuk Marvell.Tiba-tiba,Marvell memandangku dengan tatapan kosong.Lalu dia beranjak menghampiriku.
                “Kenapa kau bisa ada disini?Aku...” , ucap Marvell yang kemudian aku potong.
“Bertandinglah dan jangan terlalu memikirkanku.Aku tidak apa-apa.”, kataku kepadanya.
                “Tapi...”.
“Sudahlah.Sekarang kembalilah dan rebut piala itu.Ayo.” , ucapku.Marvell akhirnya kembali dan menunggangi sepeda motornya itu yang berwarna merah seperti warna kesukaanku.
                Setelah aba-aba pertandingan dimulai,aku pergi meninggalkan tempat itu.Tetapi yang tak kusangka adalah,tiba-tiba....
Brakkk...Aku berhenti dan menoleh.Kulihat sepeda motor yang berwarna merah itu terjatuh dan...
                “Marvell...”, pekikku dan berlari menuju tempat dimana Marvell jatuh.”Bangun,Vell.Bangun...”, kataku.Tetapi percuma saja.Orang yang aku teriaki tersebut hanya diam dan hanya darah yang mengalir dari kepalanya.
                Beberapa menit kemudian,ambulance datang untuk membawa Marvell ke Rumah Sakit untuk diperiksa bagaimana keadaannya.Di dalam ambulance aku hanya bisa menangis dan memegang tangannya itu.Sekujur tubuhnya dingin seperti orang mati.Aku gelisah.Aku berniat untuk menghubungi orang tua Marvell.Tapi bagaimana kalau nantinya mereka semakin bingung dan gelisah?Sementara itu,aku tidak memiliki nomornya.
                Aku merogoh saku depan celana yang dipakai Marvell dan ternyata handphone-nya masih ada.Aku mencari nomor keluarganya di kontak itu.Tetapi,saat aku membuka kontak,yang keluar nama paling pertama adalah “ARVELL”.Aku berpikir dan sedikit bingung.Kenapa dia menulis nama itu di kontaknya?
                Ketika aku menemukan nomor yang aku cari,aku menghubungi nomor tersebut dengan menggunakan handphone kepunyaanku.Setelah nada sambung muncul dan diangkat,aku memulai untuk berbicara.
                “Halo Tante.Ini Clara,temannya Marvell.Marvell kecelakaan Tante....Iya,sekarang dia dibawa di Rumah Sakit terdekat....Marvell jatuh saat dia bertanding....Iya,sama-sama Tante.....Pasti Clara menjaga Marvell....Selamat Malam Tante.”.Aku menutup telepon dan kembali menatap Marvell.
               
                Di Rumah Sakit,Marvell diperiksa dan ternyata di gegar otak dan saat ini dia keadaannya kritis.Para perawat memindahkan tubuh Marvell yang sedang terbaring ke ruang ICU dan kulihat kepalanya di perban.Aku tetap berada di bangku ruang tunggu.Aku tidak boleh masuk ke dalam ruang ICU.Maka dari itu,aku keluar menuju taman Rumah Sakit.
                Disana,aku duduk dan bersandar di bangku yang bercat putih dan bersih.Aku menatap langit dan melihat banyak bintang disana.”Aku tidak peduli banyaknya bintang di langit saat ini.Yang aku pedulikan adalah bagaimana bintang bisa bertahan untuk hidup dan mengeluarkan sinar.Begitu pula dengan dirimu Marvell.Aku tidak ingin saat ini kau sedang sakit.Yang aku inginkan adalah bagaimana kau bisa bertahan untuk mencintaiku walaupun kau sedang dalam keadaan seperti ini.” , ucapku.
                Air mataku terus berjatuhan dan tidak bisa dihentikan.Orang yang saat ini aku sayang,tiba-tiba mengalami kejadian yang sama seperti beberapa waktu lalu.Aku memukul bangku putih dan menjerit sekeras-kerasnya.Dan air mata itu tetap turun berjatuhan.

                                                                                                ^___^

                Aku membuka mataku dan melihat banyak perawat yang berkeliaran.Aku terbangun dari tidurku.Aku juga melihat burung merpati putih yang beterbangan.Aku melihat jam tanganku dan ternyata hari sudah pukul 08.00 WIB.
                Pagi ini,orang tua Marvell datang dan sedang duduk di ruang tunggu.Aku menghampiri mereka dengan mata sembab karena menangis semalaman.
                “Selamat Pagi Tante.Maaf,saya baru datang.Saya ketiduran di taman Tante”, kataku.
“Pagi juga.Tidak apa-apa.Maafkan tante juga.Tante,kemarin ada di Singapura mengurus kuliah Marvell.”, kata Ibu Marvell yang cantik dan berambur panjang itu.
                “Kuliah?Maksudnya?”, tanyaku bingung.
“Marvell akan kembali lagi ke Singapura untuk melanjutkan studinya.Kau pasti tahu kan?Marvell disini hanya beberapa bulan saja.Minggu depan dia sudah harus kembali ke Singapura.”, jawabnya.
                “Secepat itu Tante?”, tanyaku.
“Ya.Oh,ya sekarang Tante akan pergi ke rumah Tante yang ada di Bandung sebentar.Tolong jaga Marvell ya.”.”Iya,Tante”,jawabku singkat.

                Aku berjalan di lorong Rumah Sakit dengan bau obat-obatan yang menyengat.Aku melihat di luar ruang ICU.Marvell sedang terbaring kritis dan belum sadar hingga sekarang.Aku menyelinap masuk dengan memakai pakaian dari Rumah Sakit dan masker.Aku duduk di bangku dekat tempat tidur dan menatap wajah Marvell.
                Wajah tampannya masih terlihat.Hanya saja kepalanya diperban.Aku terus menatap wajahnya itu.Dalam pikiranku,aku mengingat semasa aku mengenalnya bahkan saat dia tak sengaja menyemprotku dengan sepedanya.Aku tertawa kecil bila mengingat itu.Tapi sekarang masalahnya adalah saat ini dia berada di depan mata kepalaku sendiri dengan keadaan kritis.Sayangnya,aku tetap tidak bisa mengubah segala sesuatunya.
                Aku menggenggam tangannya erat dan berharap dia tidak meninggalkanku sendirian.Aku tak ingin kehilangan orang yang aku sayangi seperti aku kehilangan kakak angkatku beberapa waktu lalu.Tiba-tiba mata yang tertutup mengeluarkan air mata di wajah Marvell.Aku tercengang melihatnya.Apa dia tahu apa yang sebenarnya aku rasakan?
                Jari-jarinya bergerak dan matanya terbuka dengan pelan.Matanya seperti sembab dan buram ketika melihatku.Aku terus menggenggam tangannya.Aku menekan sebuah tombol di dinding dan beberapa menit kemudian dokter dan perawat datang untuk memeriksa.
                “Dia sudah sadar.Keadaannya akan mulai membaik tidak seperti beberapa waktu lalu.Beberapa saat lagi,kami akan memindahkannya di ruang inap dan dia masih perlu dirawat beberapa hari lagi.” , ucap seorang dokter dan kemudian pergi.
               
                “Vell,maafkan aku sekali lagi.Dan maafkan aku,aku tidak bisa mendapatkan piala itu”, ucap Marvell dengan suara serak dan pelan.
                “Ya,aku mengerti.Aku sudah memaafkanmu.Aku sudah menerima dan membacanya surat yang kau letakkan di bangku itu.”, ucapku.
                “Oh ya?Maafkan aku karena aku tak memberitahumu tentang latar belakangku sebelumnya.Sebenarnya aku ingin memberitahumu ketika kita berada di bangku taman.Tapi sayangnya,kau sangat benci dengan pembalap.Aku yakin,saat ini kau pasti membenciku .” , katanya.
                “Jadi,kau memintaku agar aku membencimu?Kalau begitu,aku sangat benci padamu.!!”, kataku kemudian beranjak pergi.Tetapi,tangan Marvell memegangku dengan erat dan akhirnya aku membalikkan badan serta kembali duduk.
                “Aku tidak memintamu supaya kau membenciku.Kau ingat kata-kata di akhir suratku?Kau perlu ingat dengan kalimat itu.” , ucapnya.Aku terdiam.

                                                                                                ^___^
                Sudah satu minggu aku menemani Marvell di Rumah Sakit.Sebenarnya aku tidak tahan dengan bau di Rumah Sakit.Namun,hanya saja orang yang aku sayang sedang di rawat.Malam ini Marvell diperbolehkan untuk pulang.Dengan kepala yang diperban,dia berjalan dengan tangan yang masih memegang lenganku.
                Orang tua Marvell yang sedang kembali ke Singapura meminta agar Marvell menginap dirumahku untuk beberapa hari saja.Dengan senang hati,aku menerima tawaran itu.Bahkan aku lebih senang.Malam ini,Marvell ingin aku mengajaknya di sekitar pekarangan rumah belakang.Disana ada kolam renang,ayunan kayu,dan taman yang tidak terlalu luas.
                Aku mengajaknya untuk duduk di ayunan kesayanganku dari kecil.Dimana dulunya aku sering tidur di pangkuan kakak angkatku saat kakak angkatku membacakan dongeng.Namun sekarang yang ada adalah orang yang aku sayangi.
                “Oh ya,saat aku ada di ambulance bersamamu dan ketika aku mencari kontak orang tuamu,namaku berada di paling atas dan bukan Clara tapi Arvell.Apa maksudnya?” , tanyaku sambil mengayun-ayunkan ayunan kayu.
                “Oh itu.Kau juga perlu tahu kenapa aku lebih suka memanggilmu Arvell daripada Clara.”, katanya.”Kenapa memangnya?”, tanyaku lagi.
                “Aku belum bisa menjawabnya sekarang.Lain kali saja.”, ucapnya sambil tertawa.

                                                                                                ^___^

                Satu minggu kemudian ....
Malam ini,Marvell mengajakku untuk berkeliling kota dengan sepeda nya.Seperti beberapa waktu lalu.Aku berdiri di panjatan kaki sementara dia menggayuh sepedanya.Marvell memberhentikan di salah satu taman kota dan duduk di rumput.
                “Sejak awal ketika aku bertemu denganmu,aku langsung menyukaimu,Vell.” , ucap nya sambil menatapku mataku dengan aneh dan misterius.
                “Oh ya?Kau melihatku dari mana?” , tanyaku.”Kau berbeda.Kau menyenangkan,ramah,dan baik.Bahkan masih banyak lagi.Aku mencintaimu.Sungguh.”.“Hm,kau lupa dengan pertanyaanku seminggu yang lalu ya?”,tanyaku.
                “Tidak,aku mengingatnya.Aku akan mengatakan padamu jika kau menceritakan semua yang kau rasakan bila kau berada didekatku.” , ucapnya.“Tidak boleh begitu.Kau bercerita maka aku akan menjawabnya.Ayolah.” , pintaku.
                “Hhh,Oke.Begini.Aku menulis nama kontakmu di awal supaya aku mengingatnya ketika aku membuka kontak tak sengaja.Lalu,aku memanggilmu Arvell supaya namamu sama dengan namaku.Kau sadar tidak.Ketika aku menulis surat,nama “ARVELL” aku tulis dengan huruf kapital begitu pula dengan namaku.Itu aku lakukan menandakan bahwa kita itu sehati.Dan akan tetap diingat oleh semua orang.”, ucapnya dengan jelas.
                “Oh,begitu.Oke.Aku mengerti sekarang.”, kataku.”Sekarang kau yang perlu jawab pertanyaanku.Ayo cepat!” , ucapnya
                Aku berdiri dan melihat banyak bintang yang gemilang di langit.Aku menunjuk salah satu bintang yang bersinar terang itu.”Lihat,itu adalah bintang yang paling terang daripada yang lain.Seperti dirimu Marvell.Sebenarnya kau terang seperti bintang.Namun,kau sempat menutupi bayangmu di balik langit gelap.Biarkan saja bila cahaya bintang itu padam dan tak bisa memunculkan cahaya lagi,yang penting kau masih ada di sisiku sampai selamanya.Aku mencintaimu Marvell.”
                “Oh ya.Katanya,kau ingin ke luar negeri lagi untuk kuliah.Benarkah? dan mengapa secepat itu?”, kataku sekali lagi.”Siapa bilang?Itu dilakukan orang tuaku supaya orang tuaku tahu seberapa cintanya kau denganku.”, ucapnya.
                “Dasar!” , jawabku.
Saat itu juga tanganku dan tangan Marvell membentuk hati dan menjulangkannya dilangit di tengah-tengah bintang yang bersinar itu.Teka-teki yang selama ini kucari terjawab sudah.Yang lalu bukan penghalang untuk mendapatkan sesuatu yang indah dan menarik.:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar