Sabtu, 04 Agustus 2012

Cerpen.Q

Un Arc en Ciel Fanè
(Pelangi yang Pudar)

    Hujan yang deras mengguyur kota Bogor.Tak heran bila kota Bogor dijuluki kota Hujan.Angin yang berhembus diselingi udara dingin menjadikan hati ikut dingin karena hawanya.Begitulah keadaan hati seorang gadis manis bernama Ester Beau.Ia adalah anak dari orang tua blasteran Perancis-Indonesia.Ayahnya dari Bogor,Indonesia sedangkan Ibunya dari Lisses,Perancis.Tetapi mereka sekeluarga sudah lama tinggal di Paris karena pekerjaan.Ketika ayah  Ester ditugaskan di Indonesia,maka mereka berpindah ke Indonesia dan Ester mulai memasuki Sekolah Menengah Atas kelas sepuluh.Itu memang sulit bagi Ester karena perbedaan budaya dan bahasa.Tetapi bila tentang bahasa ia sudah belajar bahasa Indonesia sejak ia masih kecil.Jadi,Ia harus bisa beradaptasi dengan keadaan seperti itu di kota Bogor.
            “Mére,aku malu untuk masuk sekolah besok.Bisakah kita kembali ke Paris?”,ucap Ester dengan resah.Ia memang gadis pemalu.Tetapi dibalik rasa malunya itu,sebenarnya ia bisa percaya diri bila ada teman.
            “Jangan begitu Ester,kita sudah berada disini.Mére yakin kau bisa mendapatkan teman di sekolah barumu nanti.Percayalah.”ucap wanita yang sedang duduk sembari merajut benang yang terurai panjang hingga ke lantai itu.
            “Baiklah Mére.”sahutnya dan kembali ke kamar.
     Ia merenung di dekat jendela sambil menatap langit yang gelap dan awan mendung yang bergerak mengikuti angin.Bintang yang tak terlihat dari jendela kamar Ester menjadikan dirinya semakin yakin bahwa hujan akan turun lagi.Ia terdiam sejenak.Terdengar suara perempuan tertawa berada di samping kamar Ester.Ia ketakutan dan mencoba untuk mencari dimana perempuan itu berada.
     Ia membuka tirai jendela kamarnya yang ada disebelah utara.Kemudian,ia membuka.Ia terkejut ketika ia melihat perempuan berambut panjang yang berdiri di salah satu ruangan rumah tetangganya.Ia memandangi jendela itu dan...terbuka!Jantung Ester hampir copot ketika perempuan itu tiba-tiba membuka tirai jendela itu.Perempuan itu menyapa Ester.Dan Esterpun menyapanya dan mengajak bertemu di depan rumahnya.
            “Allo?Perkenalkan namaku Ester Beau.Panggil saja aku Ester.”ucapnya sambil berjabat tangan dengan perempuan berambut panjang itu.
            “Namaku Asakusa Kashiwagi.Kau boleh memanggilku Asa-chan.Kau tetangga baruku ya?”,ucap seorang perempuan yang dijabat tangan oleh Ester tadi.
            “Ya.Sedang apa kau tadi?Kau membuat jantungku berdetak kencang ketika kau tertawa dan membuka tirai tiba-tiba.”ucap Ester sembari memegang jantungnya yang tadinya berdegup kencang.
            “He..he..,maafkan aku kawan.Aku tak tahu bila kau sedang berada disitu dan menyendiri.Sebagai ganti maafku,aku akan mengajakmu makan.Bolehkah?”tanya Asa dengan girang.Kawan?Asa menganggap Ester kawannya?Padahal,mereka masih kenal beberapa menit tetapi sudah akrab seperti teman lama.
            “Okelah.Asal kau tahu saja Asakusa,kau adalah teman pertamaku disini.Kau orang Jepang ya?”tanya Ester pada Asa.
            “Yup.Benar sekali.Kalau kau dari negara mana?Sepertinya aku tidak pernah mengenal nama kepanjanganmu sebelumnya.”sahut Asa sambil berjalan menyusuri jalan raya yang sedang ramai yang diikuti oleh Ester.
            “Ibuku orang Perancis.Sedangkan Ayahku orang Indonesia.”jawabnya.
---
    Malam ini malam yang terindah ketika seseorang yang awalnya tak ia kenal menjadi dekat layaknya sahabat.Ester cinta Indonesia.Ia mencintai Indonesia ketika ia menemukan teman yang baik hati dan peduli padanya.Namun,Ester lupa menanyakan nomor handphonenya dan sekolah dimana.Pertanyaan itu seketika hilang ketika ia berjalan bersama perempuan itu pergi menjauh dari rumah mereka.
    Ester tertidur pulas ketika ia menulis sesuatu di buku hariannya itu.Hanya malam itu yang bisa membuatnya bahagia dan tenang.Ketika ia di Lisses maupun di Paris ia tidak pernah menemukan teman sebaik Asakusa Kashiwagi.Yang ada hanya teman yang bisa mencemooh Ester karena kelemahan yang dimilikinya tidak sebanding dengan teman-temannya.Ester tahu bahwa Asakusa berbeda banyak dengan dirinya,Tetapi ia yakin bahwa suatu saat nanti ia pasti akan mengenal lebih dekat dengan Asakusa.
---
    Ayam berkokok tepat di pagi hari.Hal itu menandakan bahwa Ester sudah harus bangun dan bersiap untuk berangkat sekolah.
            “Ester Beau,ayo bangun.Hari sudah pagi dan kau harus pergi ke sekolah.Sekolah dimulai pukul 06.30 WIB.Nanti kau bisa terlambat.”ucap Ibunda Ester dari lantai bawah.
            “Ya Mére,aku turun.”kata Ester sambil berlari menuruni anak tangga yang banyak itu.
“Mére,aku makan roti dan minum susu saja.Aku tidak mau makan nasi yang tidak ada rasanya itu.”sahutnya sambil mengambil roti yang ada di atas meja makan dan sekali-kali meneguk susu itu.
Dengan cepat Ester menghabiskan sarapannya itu dan kemudian segera berangkat ke sekolah.Sebelum berangkat,ia berpamitan kepada Ibunya dan pergi ke sekolah.

---
    Ester duduk di bangku SMA kelas Sepuluh di Bogor’s Leading International Standard School yang tidak jauh dari rumahnya.Di jalan,ia sempat berpikir apakah ia bisa bertemu dengan Asakusa atau tidak!Tetapi,ia berharap semuanya baik-baik saja termasuk menemukan teman yang cocok dengannya.
    Ester berjalan menyusuri lorong yang gelap itu.Ia takut untuk melewati lorong yang gelap itu.Tak disangka bahwa ia melihat sosok perempuan berambut panjang yang wajahnya mirip dengan Asakusa.Ya!Itu Asakusa.Tapi,kenapa Asakusa dengan dua orang temannya?Siapa mereka?
    Ester terus berjalan dan ia berpapasan dengan salah satu teman Asakusa dan bahu Ester tersenggol dengan bahu Asakusa.Tetapi,dua teman Asakusa yang malah bereaksi.
        “Hey,kalau jalan hati-hati dong lain kali?Kasihan Asakusa jadi sakit bahunya.”,ucap salah satu teman Asakusa yang berambut pendek,berkacamata,dan sedikit gemuk badannya.
Ester menunduk dan tiba-tiba membisu seakan-akan ia berada di lubang sumur yang dalam sehingga tidak bisa berteriak bahkan berbicara sepatah katapun.
            “Ester Beau?Kau sekolah disini?Senang bertemu denganmu.”,sapa Asakusa dengan wajah yang berseri.Sedangkan dua orang temannya hanya berdiam tanpa kata seolah mereka berdua tidak percaya bahwa Asakusa mengenal perempuan yang menyenggol Asakusa tadi.
            “Ya,Asakusa.Senang bertemu denganmu.Maafkan aku bila menabrak bahumu.Aku tidak sengaja.”,sahut Ester dengan kepala yang masih menunduk menghadap lantai.
            “Tak apa,Ter.Santai saja.Oh ya aku lupa.Mereka berdua ini temanku.Yang memakai kacamata ini bernama Elicia Anona.Sedangkan yang cantik ini bernama Stefiola Christy.Ayo kenalkan.”,ucap Asakusa.
            “Maafkan aku atas sikapku tadi.Namaku Elicia Anona.Kau cukup memanggilku Elicia.Tadi siapa namamu?”,ucap Elicia sambil menjabat tangan Ester.”Aku Ester Beau.Panggil saja aku Ester.”jawabnya sambil tersenyum kepada Elicia.
            “Aku Stefiola Christy.Panggil aku Christy.”,ucap Christy sambil menjabat tangan Ester mirip seperti yang dilakukan Elicia tadi.
Mereka berempat saling berkenalan satu sama lain.Ester merasa bahwa merekalah orang yang tepat menjadi kawan baru bagi Ester. Elicia,Asakusa,dan Christy pun tidak menolak ajakan pertemanan bahkan persahabatn bagi Ester.
Hari itu sudah berlalu.Empat sekawan ini selalu bersama-sama kemanapun mereka pergi.Rasa hangat yang dirasakan Ester mulai terasa.Walaupun angin yang meniup mereka begitu kencang,mereka tetap mencoba untuk bertahan ditengah arus angin yang ganas.Artinya,ketika mereka mengalami masalah yang besar,mereka tetap utuh dan mencoba bertahan.
Rasa malu yang biasanya menghantui Ester sudah menghilang sejak ia berteman dengan Asakusa,Elicia,dan Christy.Teman mereka mengajarkannya untuk bisa lebih percaya diri ketika beradaptasi dengan lingkungan maupun budaya yang belum pernah ia kenal sebelumnya.
Mereka bertiga juga mengajari Ester seperti seorang Psikolog untuk tidak membenci orang yang seharusnya ia benci.Ester mendapatkan perhatian serta dukungan untuk terus maju dan lebih semangat dalam menjalani masalah hidup.
---
Ester sudah mulai melewati kehidupannya di sekolah dengan baik.Ujian Semester yang ia tempuhpun juga mendapat bantuan serta dukungan dari temannya.Malam itu malam yang dingin.Ester,Elicia,Christy,dan Asakusa menggeletakkan tubuhnya di taman dan memandang langit malam yang gelap nan indah itu.Angin malampun juga menghembus baju tidur mereka.Dingin!Itulah yang mereka rasakan malam itu.
        “Aku ingin kita bisa cepat Camp di Puncak.Aku ingin sekali.”,ucap Elicia kepada tiga orang temannya yang lain termasuk Ester.Memang,besok  mereka akan pergi ke puncak untuk mengadakan Student’s Camp yang menjadi kegiatan rutin di sekolah mereka.
        “Aku juga.”,ucap Ester,Asakusa,dan Christy kompak.Entah tak tahu mengapa mereka bertiga itu tiba-tiba kompak.
Arloji mulai menandakan pukul setengah sepuluh malam.Mereka harus segera tidur agar besok perjalanan mereka menuju Puncak tidak ada halangan.Mereka berempat tidur dengan nyenyak malam itu.Ebtah mereka mimpi apa!Tapi,mereka terlalu yakin bahwa malam itu malam yang indah ketika mereka bersama-sama dengan teman baru itu.

Fajar yang terbit disebelah timur itu membangunkan tidur nyenyak mereka.Satu persatu mereka bangun dan mulai mempersiapkan diri mereka untuk pergi Camp.Mereka sibuk sendiri ketika mempersiapkan peralatan yang lain yang mereka butuhkan.Ada yang mencari bedak yang terselip.Ada yang bingung dengan I-Pad.Ada yang bingung berkomunikasi dengan orang tuanya.Bahkan,ada yang bingung untuk buang air besar.Sungguh menjijikkan!
Setiba di sekolah,mereka memasukkan barang-barang mereka ke bagasi bus.Bahkan ada yang sudah tidur di dalam bus yang dingin itu karena AC.Saat itu,Ester duduk dengan Asakusa.Sedangkan Elicia dengan Christy.Mereka menikmati perjalanan itu dengan nyaman.Hal yang lebih tak terduga adalah ketika hujan deras mengguyur ketika mereka dalam perjalanan.Sesampai di tempat Camp pun hujan tak henti-hentinya jatuh dari atmosfer ke permukaan bumi.
Kegiatan hari itu dihapus karena adanya hujan.Jadi,siswa-siswi Bogor’s International School itu berhamburan pergi bermain keluar Villa.Ester,Elicia,Christy,maupun Asakusa juga pergi ke suatu tempat yang indah.Karena mereka berada di Puncak,mereka hanya bisa memandang rumah-rumah yang terlihat dari atas bukit itu.
        “Di Paris,ada juga tempat yang bisa memandang kota Paris dari atas selain di Arc de Triomphe.Yaitu,Menara Eiffel.Disana indah sekali.Tapi,aku lebih menyukai disini karena ada kalian.”,ucap Ester sembari meamndang bukit yang terbentang luas dihadapannya.
Tiga orang temannya hanya terdiam.Mereka tidak mengerti apa yang dimaksud Ester itu.Firasat yang buruk mulai muncul di benak Asakusa.Bahka,Asakusa harus bisa menghilangkan firasat yang tidak benar itu.
        “Lihat,ada pelangi.”,kata Christy sambil menunjuk ke arah dimana Pelangi itu muncul.
Pelangi tak sering muncul di langit kecuali setelah hujan deras.Entahlah,hari itu adalah hari yang indah termasuk munculnya Pelangi yang indah yang tak terduga sebelumnya.
            “Ya,benar.Itu indah sekali”,sahut Asakusa ambil memandang Pelangi itu.”Ester,kau tak suka dengan Pelangi itu?Mengapa kau diam saja?”,tanya Elicia kepada Ester.
            “Aku menyukainya.Lebih dari yang kalian pikirkan.Kau tahu kenapa?Persahabatan kita itu seperti Pelangi.Coba lihat,apa ada warna Pelangi yang sama?Tidak ada kan?Yang ada hanya Pelangi memiliki tujuh warna yang berbeda.Itulah kita sekarang.Walaupun kita memiliki asal-usul,sifat,atau karakter yang berbeda,kita harus bisa bersatu membentuk persahabatan seindah Pelangi itu.”,ucap Ester.
Christy,Asakusa,dan Elicia hanya menunduk.Asakusa  mulai terlihat di matanya air mata yang terlinang dan tak lama jatuh dari matanya itu.Ester hanya terdiam dan ia terkejut ketika Asakusa memeluk Ester dan berkata “Aku menyanyangimu,Ester” dan Christy serta Elicia juga memeluk Ester dan mengulangi apa yang dikatakan oleh Asakusa.
Hari itu rasanya hari yang aneh disepanjang hidup Ester.Ia tak kuat lagi menahan rasa sakit yang lama dideritanya itu.Kanker Paru-paru yang dideritanya sejak Sekolah Dasar kambuh ketika ia mengikuti serangkaian acara Student’s Camp itu.Menahan,itulah yang dilakukan Ester ketika merasakan kanker paru-paru itu kambuh.
Ia jatuh tergeletak di tanah ketika mengikuti Out Bound.Asakusa mulai menangis sedangkan Elicia dan Christy hanya membantu membawa Ester pergi ke Rumah Sakit.Elicia dan Christy bingung dengan apa yang dialami Ester beberapa hari terakhir ini.Mereka berdua teringat ketika saat akan melakukan ujian,mereka melihat Ester sempat dibawa ke Rumah Sakit yang sampai saat ini mereka berdua tidak mengetahui penyakit yang diderita Ester itu.
Tiga minggu sudah,Ester terbaring di ruang ICU.Tiga orang temannya hanya bisa menjaga dan berdoa kepada Sang Pencipta untuk tidak mencabut nyawa Ester.
        “Kau menyembunyikan sesuatu tentang Ester?”tanya Christy kepada Asakusa.Tetapi,
Asakusa hanya terdiam dan mulai menangis ke sekian kalinya.
            Dengan berani Asakusa menjawab.”Ia menderita sakit kanker paru-paru.Kau ingat,ketika ia tidak masuk sekolah satu minggu?Ia pergi ke Singapura untuk berobat tetapi hasilnya tidak seperti yang Ester pikirkan.”
            “Anak-anak,Ester sadar”,ucap Ayahanda Ester.Dengan cepat,Elicia,Christy,dan Asakusa berlari untuk menemui Ester yang sudah sadar itu.
            “Sahabat,aku tidak kuat lagi menahan paru-paruku ini.Benar-benar tak kuat lagi.Tolong aku,Sobat.”,ucap Ester sambil mencoba untuk memegang tangan ketiga sahabatnya itu.
            “Kau harus bisa Ester.Kami berdoa untukmu.”,ucap Elicia yang sudah menangis ketika mendengar Ester mulai sadar.”Kau bisa,Ter.”,sahut Christy.
            “Terima kasih untuk segala sesuatunya yang kalian berikan untukku.Aku tak bisa membalas apa-apa.”,ucap Ester tertatih-tatih.Asakusa hanya bisa melihat monitor penunjuk detak jantung Ester yang semakin lama semakin berbeda bunyinya.
Terlihat orang tua Ester terdiam seakan-akan mereka siap menerima kenyataan ini.Kenyataan yang sudah seharusnya benar-benar terjadi seumur hidup mereka yang kehilangan putri tunggalnya.
            “Tuan,Nyonya,Ester berada di ambang kritis.Ia perlu ditnggalkan untuk beberapa waktu saja untuk diperiksa lebih lanjut.”kata Dokter itu.
            “Selamatkan anak saya,Dok”,pinta Ibunda Ester yang matanya sudah sembab karena menangis terus.
            “Saya usahakan sebisa kemampuan saya.”,sahut Dokter.
Ester saat ini kritis.Detak jantungnya juga tidak menentu.Sedangkan kanker yang ada di paru-parunya itu mulai menyebar hingga ke seluruh tubuh.Sehingga ia benar-benar tidak kuat lagi menahan rasa sakit itu.
---
Dua jam berlalu,dan.................
Ester sudah menghembuskan nafas terakhirnya itu.Orang tua dan sahabatnya yang ia tinggalkan hanya bisa menangis memohon agar Sang Pencipta untuk menghidupkan Ester kembali.Tapi itu tak bisa!Ia sudah dipanggil untuk kembali ke rumah yang kekal yaitu alam baka.
Keesokan harinya setelah pemakaman Ester,Christy tidak sengaja menemukan Buku Diary Ester yang terselip di tumpukan baju-baju yang ia bawa saat Camp.Christy membuka dan membacanya......

Lundi 7 Mai 2012
Aku melihat pelangi yang indah ketika aku dan sahabat-sahabatku berada di bukit yang paling tinggi yang paling indah selain Menara Eiffel dan Arc de Triomphe.Pelangi itu seperti persahabatanku,Asakusa,Christy,dan Elicia.Kami berbeda seperti Pelangi tetapi kami mencoba untuk tetap menjadi persahabatan yang bersatu menjadi kawan yang indah seumur hidup kami......
Christy berhenti membaca karena ia tidak bisa menahan air mata yang membendung matanya.Kemudian,Elicia dan Asakusa datang dan juga membaca isi diary itu.Christy pun melanjutkan membaca...

Untuk Sahabatku,aku tahu bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna kecuali Sang Pencipta.Tetapi,aku sangat bahagia ketika aku bisa menemukan sahabat yang SEMPURNA seperti kalian.Je T’aime,aku mencintaimu..
Diary,aku tidak kuat lagi menahan rasa sakit ini.Seperti ingin mati rasanya.Tetapi,jika aku mati Pelangi yang aku lihat tadi sore akan menjadi pudar tidak seindah Pelangi yang sebelumnya.
Tapi,aku yakin sekali bahwa meskipun aku tidak ada di dunia ini nanti,Christy,Asakusa,
dan Elicia bisa menjadi Pelangi yang indah sebelum aku mengenal mereka.

    Elicia,Asakusa,dan Christy menangis lagi.Mereka tak menyangka bahwa di dalam Buku diary itu ada pesan terakhir yang ditulis Ester setelah ia melihat pelangi ketika di bukit itu.
            “Dulu,saat aku pertama mengenal Ester,aku mengajaknya pergi ke rumah makan untuk sekadar berbicara santai dengannya.Tapi,tiba-tiba ia merintih kesakitan saat ia sesak nafas yang sepertinya bukan sesak nafas biasa.Saat itu,aku mengambil obat yang ia bawa di sakunya.Setelah tenang,ia bercerita bahwa ia memiliki kanker paru-paru yang sudah lama diderita sejak Sekolah Dasar.Karena itulah di Paris ia tidak mendapatkan perhatian dari teman-temannya satupun.Dan kita adalah orang pertama yang peduli terhadapnya.Dia akan terus kuingat sampai kapanpun.Bagaimana denganmu?”.ucap Asakusa panjang lebar.
            “Aku juga mencintainya...”,ucap Christy dan Elicia serempak.
---
Asakusa meletakkan mawar putih di makam Ester.Perempuan yang perkasa itu telah tiada.Dia hebat!Ia bisa melawan rasa sakit yang lama diderita.Hujan tiba-tiba turun sangat deras dan mereka mulai kembali ke rumah Asakusa.Dua jam berlalu dengan hujan yang deras yang mulai reda.Terlihat Pelangi yang tidak sempurna.Tidak sesempurna yang mereka lihat dengan Ester sebelumnya.Pelangi itu pudar.Seperti yang dikatakan Ester di Buku Diary nya itu.”...Pelangi yang aku lihat tadi sore akan menjadi pudar tidak seindah Pelangi yang sebelumnya.”

-TamaT-
=)
Yohane E.M

Tidak ada komentar:

Posting Komentar